Sejarah Kalender Hijriyah

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu dirahmati dan Istiqomah.

Wahai Sahabatku yang selalu di rahmati oleh Allah Subhanahu wa ta'ala. Barangkali kebanyakan dari sobat muslim, telah mengetahui sejarah kalender Masehi, yang bersumber dari nama-nama Dewa/Dewi dan nama Kaisar bangsa Romawi.

Namun, bagaimana dengan Sejarah Kalender Hijriyah?

اِنَّ عِدَّۃَ الشُّہُوۡرِ عِنۡدَ اللّٰہِ اثۡنَا عَشَرَ شَہۡرًا فِیۡ کِتٰبِ اللّٰہِ یَوۡمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ مِنۡہَاۤ اَرۡبَعَۃٌ حُرُمٌ ؕ ذٰلِکَ الدِّیۡنُ الۡقَیِّمُ ۬ۙ فَلَا تَظۡلِمُوۡا فِیۡہِنَّ اَنۡفُسَکُمۡ وَ قَاتِلُوا الۡمُشۡرِکِیۡنَ کَآفَّۃً کَمَا یُقَاتِلُوۡنَکُمۡ کَآفَّۃً ؕ وَ اعۡلَمُوۡۤا اَنَّ اللّٰہَ مَعَ الۡمُتَّقِیۡنَ

Inna ‘iddatasyyuhuuri ‘indallahiitsnaa ‘asyara syahran fii kitaabillahi yauma khalaqas-samaawaati wal ardha minhaa arba’atun hurumun dzalikaddiinul qai-yimu falaa tazhlimuu fiihinna anfusakum waqaatiluul musyrikiina kaaffatan kamaa yuqaatiluunakum kaaffatan waa’lamuu annallaha ma’al muttaqiin(a);

Artinya: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.

Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa. (At-Taubah [9]: 36).

SEJARAH SINGKAT AWAL PENANGGALAN TAHUN HIJRIYAH

Di zaman Khalifah Umar bin Khaththab, adalah seorang Gubernur di Bashra, bernama Abu Musa Al Asy’ari.

Suatu ketika Abu Musa mendapat surat dari Umar lalu ia membalas surat tersebut. Di awal surat tersebut, Abu Musa menulis, “…menjawab surat Tuan yang tidak bertanggal…”.

Dari kalimat pendek yang tampaknya sepele itu, menyadarkan Khalifah Umar bin Khaththab, betapa pentingnya sebuah penanggalan bagi umat Muslim.

Lalu diadakanlah musyawarah khusus untuk menentukan penanggalan tahun Hijriyah.

Berbagai usulan dikemukakan, hasilnya mereka sepakat menerima usulan dari Ali bin Abi Thalib kw., yaitu perhitungan awal tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 1 Muharram, bertepatan dengan keputusan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassallam. untuk berhijrah dari Makkah menuju Madinah. Walau peristiwa Hijrah itu sendiri baru terealisasi pada bulan Shafar

BULAN HIJRIYAH

Adapun untuk penamaan bulan dalam kalender hijriyah, Khalifah Umar bin Khaththab dan para shahabat memutuskan untuk tetap memakai nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku dalam bangsa Arab di masa itu.

Dimana orang Arab memberi nama bulan-bulan mereka dengan melihat keadaan alam dan kebiasaan masyarakat pada masa-masa tertentu sepanjang tahun.

NAMA DAN ARTI BULAN HIJRIYAH

1. MUHARRAM

Artinya: Yang diharamkan atau yang menjadi pantangan. Penjelasan: Di bulan ini orang Arab dilarang menumpahkan darah atau berperang. Larangan tesebut berlaku sampai masa Islam.

2. SHAFAR

Artinya: Kosong. Penjelasan: Di bulan ini pada masa pra Islam, hampir semua lelaki Arab pergi meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga dan berperang. Sehingga pemukiman mereka kosong.

3. RABI’UL AWAL

Artinya: Berasal dari kata ”Rabi’ (Menetap) dan Awal (Pertama)”. Penjelasan: Di bulan ini kaum lelaki yang tadinya merantau, mulai pulang kembali.

4. RABIU’UL AKHIR

Artinya: Berasal dari kata ”Rabi’ (Menetap) dan Akhir (Terakhir)”. Penjelasan: Di bulan ini, hampir semua kaum lelaki telah kembali ke kampung halamannya.

5. JUMADIL AWAL

Artinya:Berasal dari kata ”Jumadi (Kering) dan Awal (Pertama)”. Penjelasan: Di bulan ini adalah awal kedatangan musim kemarau, dimana-mana mulai terjadi kekeringan.

6. JUMADIL AKHIR

Artinya: Berasal dari kata ”Jumadi (Kering) dan Akhir (Terakhir)”. Penjelasan: Di bulan ini, adalah akhir dari musim kemarau.

7. RAJAB

Artinya: Mulia. Penjelasan: Bangsa Arab sejak pra Islam, telah memuliakan bulan yang satu ini, antara lain dengan melarang berperang.

8. SYA’BAN

Artinya: Berkelompok. Penjelasan: Di bulan ini bangsa Arab lazimnya berangkat secara berkelompok untuk mencari nafkah.

9. RAMADHAN

Artinya: Sangat panas. Penjelasan: Di bulan ini, bangsa Arab merasakan udara sangat panas, seperti membakar kulit.

10. SYAWWAL

Artinya: Kebahagiaan. Penjelasan: Di bulan ini, kaum Muslimin berbahagia setelah usai menunaikan ibadah puasa, membayar zakat dan bermaaf-maafan. Mereka kembali kedalam fitrah (kesucian).

11. DZULQAIDAH

Artinya: Berasal dari kata ”Dzul (Pemilik) dan Qa’dah (Duduk)”. Penjelasan: Di bulan ini, kaum lelaki Arab pra Islam beristirahat, setelah pada bulan-bulan sebelumnya, mereka bekerja keras mencari nafkah.

12. DZULHIJJAH

Artinya: Yang menunaikan haji. Penjelasan: Di bulan ini, kaum Muslimin sejak zaman Nabi Ibrahim as. telah menunaikan ibadah haji ke Ka’bah.

Pengertian Kalender Hijriyah

Kalender Hijriyah Adalah Identitas Kaum Muslimin, menyatakan bahwa bulan-bulan yang kita kenal sekarang juga sudah dikenal oleh masayarakat Arab. 

Hanya saja mereka belum mengenal penahunan. Di masa itu, penamaan tahun bukan dengan angka. Tapi menggunakan peristiwa yang paling menonjol di tahun tersebut. Seperti tahun gajah. Karena diserangnya Ka'bah oleh pasukan gajah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjelaskan di dalam Alquran bahwa hilal, matahari, dan bulan adalah waktu untuk manusia. Seperti dalam firman-Nya,

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi.” [Quran Al-Baqarah: 197]

Demikian juga firman-Nya,

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السونِينَ

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan menentukan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, mengukur kamu melihat bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang melihat. (Quran Yunus: 5).

Sejarah Penamaan kalender Hijriyah

Kemudian muncullah kebutuhan kaum muslimin akan adanya penamaan yang baku pada tahun. Penamaan yang urut sehingga memudahkan aktivitas dan muamalah yang mereka lakukan. 

Kebutuhan ini terasa begitu kedekatan di zaman pemerintahan Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu. Kemudian ia memerintahkan untuk menyusun tahun hijriyah.

Sebelum Penyusunan

Perhitungan tahun yang hakiki adalah dimulai sejak Allah menciptakan langit, bumi, matahari, dan bulan. 

Tatkala Adam 'alaihissalam turun dari surga. Kemudian lahirlah anak-anaknya, maka keturunannya menghitung waktu dari turunnya Adam. 

Perhitungan tersebut berkelanjutan hingga diutusnya Nuh 'alaihissalam. Kemudian perhitungan tahun mulai dari diutusnya Nuh hingga banjir yang membuat bumi tenggelam. Kemudian perhitungan tahun mulai dari topan hingga pembakaran Ibrahim 'alaihissalam.

Saat anak keturunan Islamil sudah banyak, mereka bermigrasi ke berbagai wilayah. Mereka menyebar. Kemudian anak keturunan Ishaq membuat penanggalan dari peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim hingga diutusnya Yusuf. 

Dari diutusnya Yusuf sampai diutusnya Musa. Dari zaman diutusnya Nabi Musa hingga masa Nabi Sulaiman. Dari masa Sulaiman hingga Nabi Isa. Dari masa Nabi Isa hingga diutusnya Rasulullah, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (Ibnul Jauzi: al-Muntazham fi Tarikh al-Mulk wa-l Umam, Daru-l Kutubi-l Ilmiyah, 4 / 226-227).

Dulu, orang-orang Arab sebelum Islam, mereka menamai tahun dengan kejadian. Misalnya: Tahun Pembangunan Ka'bah, Tahun al-Fijar (terjadi Perang Fijar), Tahun Gajah, Tahun Sail al-Arim (Banjir Arim), dll. 

Kemudian setelah diutusnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tersyiar Islam di Mekah kemudian hijrah ke Madinah, kaum muslimin memiliki penamaan terpisah. 

Penamaan tersebut memiliki nama-nama yang khusus juga. Seperti: Tahun al-Khandaq, dimana terjadi Perang Khandaq. 

Tahun Kesedihan, karena peristiwa yang begitu membuat Rasulullah sedih. Yaitu wafatnya Khadijah dan Abu Thalib. 

Tahun al-Wada ', tahun kejadian haji al-wada', Tahun ar-Ramadah (abu), karena kemarau yang panjang di tahun tersebut hingga tanah menjadi abu karena terbakar matahari. Ini terjadi di masa pemerintah Umar radhiallahu 'anhu (Muhammad Shalih al-Munajid:

Yang Membuat Penanggalan Hijriyah

Tahun-tahun senantiasa disebut dengan peristiwanya hingga terjadi sesuatu di zaman pemerintahan Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu. 

Negeri-negeri banyak yang bergabung dengan Madinah. Muncullah kebutuhan untuk mengurutkan tahun. 

Disebutkan dalam satu riwayat bahwa ada seseorang yang mengadukan kepada Umar bin al-Khattab perihal utang-utang. 

Ada seseorang yang berutang yang jatuh tempo di bulan Sya'ban. Karena ia belum membayar saat jatuh tempo tersebut, pihak berwenang melaporkannya kepada Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu. 

Kemudian Umar meresponnya dengan menanyakan bulan Sya'ban tahun kapan. Dari situlah akhirnya dirumuskan penetapan penetapan tahun.

Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu mengumpulkan para sahabat dan berdiskusi dengan mereka. 

Kata Umar, “Tentukan sesuatu untuk masyarkat yang mereka bisa melihat waktu.” Ada yang mengatakan, “Tulislah dengan menggunakan penanggalan Romawi.” Pernyataan ini dikomentari, “Mereka itu membuat penanggalan sejak zaman Dzul Qarnain. Itu terlalu jauh masanya. ”

Kemudian ada yang mengatakan, “Tulislah dengan penanggalan Persia.” Lalu ditanggapi, “Orang-orang Persia kalau berganti raja, maka warisan (kebijakan penguasa) sebelumnya ditanggapi.” 

Kemudian para sahabat bersepakat untuk menghitung, “Berapa lamakah Rasulullah tinggal di Madinah?” Lamanya adalah 10 tahun. Lalu ditulislah penanggalan dengan menghitung sejak Rasulullah berhijrah.

Permasalahan berikutnya adalah tentang awal bulan dalam satu tahun tersebut. Muhammad bin Sirin rahimahullah berkata, 

“Ada seseorang yang datang kepada Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu, orang itu mengatakan,' Tetapkanlah penanggalan '. 

Umar berkata, 'Penggalan apa?' Orang itu menjawab, 'Sesuatu seperti yang dilakukan oleh orang-orang non Arab. Mereka menulis di bulan sekian pada tahun sekian '. 

Umar berkata, 'Itu bagus. Tetapkanlah penanggalan '. Mereka mengatakan, 'Dari bulan apa kita memulai?' 

Ada yang mengatakan, 'Bulan Ramadhan'. Ada lagi yang mengatakan, 'Dari bulan Muharram. Karena ini adalah waktu dimana orang-orang pulang dari haji. Itulah bulan Muharram '. Mereka pun menyepakatinya. ” (ath-Thabari: Tarikh ar-Rusul wa-l Mulk. Cet. Ke-3 1387 H, 2 / 388-389).

Pada 20 Jumadil Akhiroh 17 tahun dari hijrahnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dimulailah penggungnaan penanggalan Islam, penanggalan hijriyah (Ibnul Jauzi: al-Muntazhom fi-t Tarikh al-Mulk wa-l Umam 4/227). 

Peristiwa ini bertepatan dengan 15 Juli 622 M. Dan tahun ini disebut dengan tahun izin (Arab: سنة الإذن). Maksudnya diizinakannya Rasulullah dan para sahabatnya untuk hijrah dari Mekah ke Madinah (al-Mausu'ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 2).

Digunakanlah penanggalan hijriyah dengan menjadikan bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam pengawasan. Penanggalan ini sudah dikenal oleh bangsa Arab. 

Karena mereka orang-orang Arab menentukan waktu dengan bulan. Hari pertama dimulai dengan masuknya waktu malam. Berbeda dengan kaum lainnya yang menentukan waktu dengan matahari (Ibnul Jauzi: al-Muntazhom fi-t Tarikh al-Mulk wa-l Umam 4/228).

Tahun hijriyah terdiri dari 12 bulan qamariyah. Jadi satu tahun hijriyah itu sama dengan 354 hari. Dan satu bulan terdiri dari 29 atau 30 hari.

Mengapa Muharam sebagai awal tahun Hijriyah?

Tentang awal bulan untuk tahun hijriyah, agar Anda mengajukan permohonan kepada Umar bin al-Khattab radhiallahu 'anhu. 

Ada yang mengusul bulan Sya'ban sebagai awal tahun. Ada yang mengajukan Ramadhan. Kemudian mengerucut ke pendapat Utsman bin Affan radhiallahu 'anhu, yaitu bulan Muharram. 

Dengan alasan karena di bulan ini jamaah haji pulang dan Muharram adalah bulan Allah. Ini alasan dari sisi syariat. 

Adapun dari sisi sosial-budaya, Muharam merupakan bulan yang dipilih oleh bangsa Arab untuk memulai tahun-tahun mereka sebelum Islam datang. 

Sehingga mereka telah terbiasa dengan keadaan ini. Setelah Islam datang, Rasulullah mengukuhkannya dengan menyebut bulan ini syahrullah (bulan Allah).

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram. 

Dan tidak ada bulan setelah bulan Ramadhan yang lebih mulia di sisi Allah bulan melebihkan Muharram. 

Bulan ini dinamai dengan bulan Allah karena saking besarnya kemuliaannya (al-Mausu'ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 2).

Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Muharram

Bulan Muharram adalah bulan suci dalam Islam. Di bulan ini pula banyak peristiwa-peristiwa penting dalam syariat maupun dalam sejarah.

1. Penting Secara Syariat

Dianjurkannya Puasa 10 Muharram

Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhuma, ia berkata,

قَدِمَ النبيُّ صلى الله عليه وسلم المدينةَ فرأى اليهود تصوم يوم عاشوراء ، فقال: “مَا هَذَا؟” قالوا: هذا يومٌ صَالِح ، هذا يوم نجَّى الله بني إسرائيل من عدوِّهم فصامه موسى ، قال: ”فَأَمْق سأَحَقُّ سأَمْقُّ. فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah. Lalu beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura (10 Muharram). Beliau bertanya, 'Mengapa demikian?' Mereka menjawab, 'Ini adalah hari baik. Hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Lalu Musa pun berpuasa di hari tersebut '. Nabi pernyataan, 'Aku lebih berhak terhadap Musa dibanding kalian'. Rasulullah berpuasa dan memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa di hari itu. ” (HR. Al-Bukhari dalam Kitab ash-Shaum 1900 dan Muslim dalam Kitab ash-Shiyam 1130)

2. Peristiwa Penting dalam Catatan Sejarah

Beberapa peristiwa penting dalam catatan sejarah yang terjadi di bulan Muharram adalah datangnya orang-orang Habasyah dengan pasukan gajah mereka di Kota Mekah. 

Mereka dipimpin oleh Abrahah al-Asyram dengan misi merobohkan Ka'bah. Di bulan ini juga kaum kiblat kaum muslimin berpindah. 

Semula di Baitul Maqdis kemudian menuju Ka'bah. Perubahan ini terjadi sekitar 16 atau 17 bulan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah.

Pada bulan Muharram ini pula, kaum muslimin di masa kekhalifahan Umar menguasai kota penting di Irak, Bashrah. Hal ini terjadi pada tahun 14 H. 

Kemudian pada tahun 20 H, kaum muslimin berhasil menaklukkan Mesir dengan panglima mereka Amr bin al-Ash radhiallahu 'anhu. 

Kemudian bulan ini juga catat duka dengan syahidnya cucu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, Husein bin Ali radhiallahu' anhuma, di Karbala (al-Mausu'ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 3).

Peristiwa-peristiwa lainnya juga yang disebut-sebut terjadi pada bulan ini adalah: 

  1. Bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan Nabi Nuh 'alaihissalam dari banjir besar. 
  2. Diangkatnya Nabi Idris 'alaihissalam ke langit keempat. 
  3. Padamnya api Namrud di masa Nabi Ibrahim 'alaihissalam. 
  4. Nabi Ya'qub 'alaihissalam yang lama berduka dipertemukan lagi dengan putranya, Nabi Yusuf' alaihisslam. 
  5. Diterimanya taubat Nabi Dawud 'alaihissalam. Kemudian ia dijadikan pemimpin di bumi. 
  6. Dikembalikannya kekuasaan Nabi Sulaiman 'alaihissalam. 
  7. Nabi Musa 'alaihissalam dan kaumnya diselamatkan dari Firaun. 
  8. Dan di bulan ini pula Nabi Isa 'alaihissalam diangkat ke langit (al-Mausu'ah al-Arabiyah al-Amaliyah, Hal: 3)

Itulah sejarah Kalender Hijriah yang merupakan Identitas Kaum Muslimin, menyatakan bahwa bulan-bulan yang kita kenal sekarang juga sudah dikenal oleh masayarakat Arab. 

Semoga bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan kita tentang kalender Umat muslim.

0 Response to "Sejarah Kalender Hijriyah"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak