JUWAIRIYAH

JUWAIRIYAH : Pernikahannya Membawa Berkah

Juwairiyah adalah salah satu istri Rasulullah yang mulia. Nama aslinya adalah Burrah binti Harits, putri dari pemimpin Bani Musthaliq. Kaum yang memerangi Rasululah.

Burrah adalah sosok yang cantik, baik hati, dan luas ilmunya. Ia menikah dengan Musafi ’ bin Shafwan. 

Kehadirannya adalah sebuah berkah bagi kaumnya. Karena keislamannya, seluruh kaumnya yang musyrik dan mengangkat senjata melawan Rasulullah turut masuk Islam.

Aisyah berkata, "Aku tidak pernah melihat seorang perempuan yang berkahnya paling banyak bagi kaumnya dari Juwairiyah."

###

PERMUSUHAN BANI MUSTHALIQ

Al Harits, pemimpin Bani Musthaliq, ayah Barrah, berencana untuk menyerang kaum Muslimin di Madinah dan berniat mengambil alih kekuasaan di antara suku-suku Arab. 

Rencana itupun sampai ke telinga Rasulullah. Beliau menugaskan Buraidah bin Al-Hushaid untuk memastikan kebenaran informasi itu. 

Ternyata, rencana penyerangan yang akan dilakukan Bani Musthaliq itu tak sekedar isu melainkan kenyataan.

Mendengar hal ini, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk siap berjihad. Rasulullah menjadi panglima dalam perang ini dan menunjuk Abu Dzar al-Ghifari sebagai wali sementara di Madinah.

Kedua pasukan bertemu di daerah Muraisi, sehingga dikenal dengan 
Perang Muraisi. Perang ini terjadi pada bulan Sya'ban tahun ke-5 Hijrah. 

Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Suami Barrah, yaitu Musafi ’ bin Shafwan, turut terbunuh dalam perang ini. Sedangkan ayahnya, pemimpin Bani Musthaliq melarikan diri.

###

MENJADI TAWANAN PERANG

Seluruh penduduk yang selamat, termasuk Barrah menjadi tawanan. 

Aisyah berkata: 
"Rasulullah menawan wanita-wanita Bani Musthaliq, kemudian beliau menyisihkan seperlima dari mereka dan membagikannya kepada kaum muslimin. 

Bagi penunggang kuda mendapat dua bagian, dan lelaki yang lain mendapat satu bagian. Juwairiyah jatuh ke tangan Tsabit bin Qais bin Samas al-Anshari."

Dia menulis untuk Tsabit bin Qais bahwa dia hendak menebus dirinya. Kemudian dia mendatangi Rasulullah agar mau menolong untuk menebus dirinya. 

Maka menjadi iba hati Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa sallam melihat kondisi seorang wanita yang dulunya adalah seorang sayyidah merdeka, seorang putri menjadi seorang tawanan.

Rasulullah bertanya, ”Maukah engkau mendapatkan hal yang lebih baik dari itu ?”

Maka dia menjawab dengan sopan: ”Apakah itu YaRasulullah ?”

”Aku tebus dirimu kemudian aku nikahi dirimu!”

Maka tersiratlah pada wajahnya suatu kebahagiaan, sedangkan dia hampir-hampir tidak perduli dengan kemerdekaannya karena remehnya bila dibandingkan menjadi istri Rasulullah.

”Mau Ya Rasulullah”. 

###

PERNIKAHAN YANG MEMBAWA BERKAH

Aisyah berkata:
"Tersebarlah berita bahwa Rasulullah telah menikahi Juwairiyah binti al-Harits bin Abi Dhirar. 

Maka orang-orang berkata: ”Kerabat Rasulullah.!"

Maka mereka lepaskan semua tawanan perang yang mereka bawa. Sungguh dengan pernikahan Juwairiyyah manjadi sebab dibebaskannya 100 keluarga dari Bani Mushthaliq. 

Maka aku tidak pernah mengetahui seorang wanita yang lebih berkah bagi kaumnya daripada Juwairiyyah."

Aisyah menceritakan perihal pribadi Juwairiyyah:
”Dia adalah seorang wanita yang cantik, tiada seorangpun yang melihatnya melainkan akan jatuh hati kepadanya. 

Tatkala Juwairiyyah meminta kepada Rasulullah untuk membebaskan dirinya sedangkan -demi Allah- aku telah melihatnya melalui pintu kamarku, maka aku merasa cemburu."

Kabar pernikahan Rasulullah dan Juwairiyah menyebar cepat di kalangan kaum Muslimin. Secara tak terduga, pernikahan itu menjadi berkah bagi kaum Bani Musthaliq yang tertawan dan menjadi budak. 

Para sahabat membebaskan semua tawanan yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Juwairiyah.

Semoga Allah merahmati Ummul Mukminin, Juwairiyyah karena pernikahannya dengan Rasulullah membawa berkah dan kebaikan. 

Pernikahannya menyebabkan kaumnya, keluarganya dan orang-orang yang dicintainya berpindah dari kesyirikan menuju kebebasan dan cahaya Islam.

Hal itu merupakan pelajaran bagi mereka yang bertanya-tanya tentang hikmah Rasulullah beristri lebih dari satu.

###

AYAHNYA PUN MASUK ISLAM

Keislaman pemimpin Bani Mustahliq, Harits bin Abu Dhirar, terjadi setelah ia bermaksud menebus putrinya. 

Ia bermaksud menyerahkan unta-untanya kepada Rasulullah sebagai tebusan. Tapi, ia menyembunyikan dua unta terbaiknya di Aqiq. 

Saat menemui Rasulullah, Harits ditanya tentang dua untanya yang disimpan di Aqiq. 

Takjub dengan pemahaman Rasulullah karena tak seorang pun tahu dia menyimpan dua untanya, Harits pun langsung mengikrarkan syahadat. 

Kabar Islamnya Harits ini, langsung diikuti juga dengan Islamnya seluruh Bani Musthaliq yang masih tersisa.

###

MENJADI UMMAHATUL MUKMININ

Setelah Harits masuk Islam, maka dilangsungkan pernikahan antara Rasulullah dan Juwairiyah dengan mahar 400 dirham. 

Menjadi Ummahatul Mukminin, Juwairiyah banyak menghabiskan waktunya dengan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Setelah menikah, Rasulullah mengganti nama Burrah dengan Juwairiyyah karena khawatir dia dikatakan keluar dari biji gandum (keluar dari rumah burrah).

Beliau dikenal sebagai sahabiyah yang ahli shalat.

###

WAFATNYA

Setelah Rasulullah meninggal dunia, Juwairiyah mengasingkan diri serta memperbanyak ibadah dan bersedekah di jalan Allah dengan harta yang diterimanya dari baitul mal. 

Ketika terjadi fitnah besar berkaitan dengan Aisyah, dia banyak berdiam diri, tidak berpihak kemanapun.

Juwairiyah wafat pada masa pemerintahan Muawiyah bin Abu Sofyan. Beliau wafat pada usia 60 tahun dan dikuburkan di Baqi’, bersebelahan dengan makam istri Rasulullah lainnya. 

0 Response to "JUWAIRIYAH"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak