Apa Saja Yang Harus Kita Hindari Agar Profesionalitas Tetap Terjaga

Pentingnya memiliki Sikap profesional bagi kita semua, sikap seperti ini yang memang harus dimiliki oleh setiap karyawan atau pekerja di bidang apa pun. Karena tanpa sikap yang satu ini sulit bagi kita untuk bekerja dengan maksimal. Demi profesionalisme pula, setiap saat kita berangkat ke kantor, harus menanggalkan segala emosiemosi telah terjadi di rumah dan dengan berusaha tampil seprofesional mungkin di kantor.

Kita yang mungkin habis bertengkar dengan pasangannya di rumah, harus segera memasang wajah yang ceria. Kalau baru saja menangis harus segera mengganti wajah sedih dengan penuh semangat. Yang tadinya tampil kusut di rumah harus segera mengubah penampilan menjadi lebih rapi dan good looking. Pendek kata begitu kita berangkat dari rumah ke kantor, harus tampil seprofesional mungkin. Tapi patut waspadai, ada beberapa sikap yang dapat merusak profesionalitas. Sikap inilah yang harus dihindari sebisa mungkin.

Simak beberapa sikap yang menjadi bisa merusak profesionalitas. Malas Sikap malas memang merupakan masalah semua orang. Hampir semua orang pernah dihinggapi rasa malas. Mengulur-ulur waktu makan siang sampai 2 jam atau berpura-pura sakit selama 2-3 hari, adalah contoh sikap malas. Perlu disadari bahwa kemalasan akan menyakiti diri bahkan menyakiti perusahaan. Maka, jangan manjakan diri dengan sikap malas.

Ketika dalam puncak kemalasan cobalah untuk menarik diri kembali ke masa-masa di mana Kita perlu belajar dan bekerja keras, menghabiskan banyak energi untuk menyelesaikan tugas. Jangan tunda-tunda lagi untuk melakukannya. Iri hati Walaupun tak ada yang mengakui secara langsung, hampir semua orang pernah mengalami iri hati. Iri melihat rekan yang mendapat promosi jabatan sementara kita tidak. Iri karena gaji teman lebih besar, dan sebagainya. Jika Kita merasa iri hati jangan biarkan ini berlarut-larut harus memacu diri sendiri agar sebaik rekan kerja yang dianggap lebih “baik.”

Selanjutnya jadikan cita-cita sebagai penunjuk jalan untuk mendapatkan hal-hal yang benar-benar diinginkan. Manfaatkanlah semangat kompetisi sebagai salah satu cara untuk meraih prestasi kerja. Rakus Rakus di sini bukan berarti terhadap makanan, melainkan pada hal-hal yang semestinya bukan hak kita. Misalnya, mengambil pekerjaan yang melebihi kemampuan, yang seharusnya dilakukan oleh rekan, dengan maksud ‘menjilat’ bos.

Yang pasti, sikap rakus ini menjadikan pribadi yang tidak disukai. Sikap rakus membuat tidak bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bukan. Yang paling parah, kita tidak akan diterima lingkungan karena rakus. Nah mulai sekarang, jaga dan bersihkan hati dari sifat rakus ini. Cobalah untuk lebih menghargai orang lain dan belajarlah untuk berbagi.

Bangga Diri Sendiri Bangga terhadap kemampuan diri sendiri itu manusiawi. Tetapi jika berlebihan akan membuat kita sombong dan besar kepala. Kita harus jujur terhadap apa yang telah dicapai jangan menambah atau menguranginya. Jangan sembunyikan prestasi tetapi jangan mengobralnya setiap bertemu dengan rekan kerja.

Bersyukurlah jika sudah mendapat penghargaan atas apa yang telah dilakukan. Tetapi penghargaan itu tidak perlu diumbar dan mengotori pikiran. Marah Sangat mudah menemukan kemarahan di lingkungan kerja, berteriak pada teman kerja, berdiam diri dan merasa tidak diperhatikan bos, dan sebagainya. Marah bisa merusak hubungan kerja yang stabil dan membuat terlihat sebagai orang yang sangat emosional.

Orang-orang yang mudah ‘meledak’ tidak memiliki kepandaian mengelola emosi. Marah-marah, mengumpat, atau mengomel sendiri sangat merusak profesionalisme. Jadi, kendalikan dan kelola emosi. Tampillah sebagai pribadi yang lebih ‘soft’ yang mampu mengendalikan emosi diri. 
 
Itulah sedikit ulasan mengenai apa saja yang harus dihindari agar sikap Profesionalitas ini tetap terjaga, semoga bermanfaat buat kita semua.

0 Response to "Apa Saja Yang Harus Kita Hindari Agar Profesionalitas Tetap Terjaga"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak