Muslimah Bercadar

Muslimah Bercadar

Selembar kain yang menutupi wajah perempuan berjilbab dan hanya menyisakan bagian matanya disebut cadar, atau dalam bahasa Arab disebut niqab. 

Walaupun lebih banyak yang memilih jilbab, akan tetapi dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, muslimah yang memakai cadar banyak terlihat di ruang publik. 

Sayangnya cadar atau perempuan yang bercadar seringkali diasosiasikan dengan kesan yang negatif, misalnya, anti-NKRI, suka dipoligami, punya paham yang radikal atau memiliki kaitan dengan teroris. 

Jika tampil di ruang publik, perempuan yang bercadar sering menjadi pusat perhatian, atau kadang-kadang dipandang dengan curiga.

Sikap masyarakat seperti itu muncul setelah media massa memberitakan istri-istri teroris yang umumnya menggunakan cadar. 

Bahkan stereotip itu semakin menguat setelah adanya perempuan bercadar yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu yang lalu. 

Beberapa waktu yang lalu, foto keluarga seorang pejabat negara juga menjadi perbincangan yang kontroversial di media sosial, gara-gara anak dan cucunya banyak yang mengenakan cadar. 

Beberapa artis cantik yang memutuskan menggunakan cadar pun seringkali mendapat komentar tidak sedap dari masyarakat dan menjadi korban bully netizen. 

Mereka bahkan harus menanggung risiko kehilangan job yang selama ini mereka dapatkan. Seorang artis bercerita bahwa setelah bercadar, dia di-black list dari beberapa acara di televisi. Awalnya, dia shock, tapi akhirnya bisa menerima kenyataan seperti itu.

Lalu, apa sih yang menyebabkan mereka mengenakan cadar? Seorang artis senior mengaku bahwa ia memakai cadar karena merupakan bagian dari proses keimanannya.

“Saya ingin semakin baik saja karena saya bukan orang baik, tempatnya dosa, kekhilafan dan kealpaan.“ 

Dia kini tidak lagi peduli dengan pandangan orang lain tentang dirinya, sehingga walaupun masih banyak yang berkomentar negatif, dia sama sekali tidak menggubrisnya.

Secara fikih, para ulama memiliki perbedaan pendapat tentang cadar.

Bagi Mazhab Hanafi dan Maliki, wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunnah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah. 

Sementara itu, bagi Mazhab Syafi'i, aurat wanita di depan lelaki ajnabi (bukan mahram) adalah seluruh tubuh. Sehingga mereka mewajibkan wanita memakai cadar di hadapan lelaki ajnabi.

Masalah cadar atau niqab memang menjadi kontroversi karena al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan perintah atau anjuran memakai niqab. 

Sebagian ulama mengatakan bahwa cadar sebetulnya budaya Timur Tengah yang diterapkan kepada wanita-wanita Arab. 

Cadar bisa menjadi simbol kehormatan dan dianjurkan untuk digunakan pada saat itu untuk menjaga perempuan dari fitnah dan godaan.

Tapi cadar itu tidak selalu harus dimaknai secara negatif. Seorang mahasiswi di UIN Bandung, sebut saja Anti, misalnya, bercerita bahwa cadar yang dipakainya telah menjadi cermin yang bisa menjaga dirinya dari perbuatan negatif. 

Cadar juga selalu dijadikannya sebagai motivator untuk berprestasi. Di tahun 2017, Anti pernah terpilih menjadi mahasiswa teladan dari 2000-an mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum.

Dia berhasil membuktikan bahwa perempuan bercadar itu tidak selamanya eksklusif, pendiam dan tertutup. Cadar, menurut Anti merupakan pilihan berbusana yang tidak berhubungan dengan pemahaman yang radikal dan ekstrim.

Perempuan bercadar juga bisa open mind dan inklusif. Makanya, dia hingga kini tercatat sebagai mahasiswa yang aktif di sebuah komunitas interfaith (Young Interfaith Peacemaker Community/YIPC) dan pernah mengikuti training Peace Generation (English version) di tahun 2015. 

Di awal tahun 2018 kemarin, Anti bahkan menjadi delegasi dari Indonesia untuk mengikuti event World Interfaith Harmony Week di Malaysia dan Singapura. Waktu mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa, Anti juga mengerjakan proyek pendidikan ikhtilaf (perbedaan pendapat) bagi masyarakat di Kabupaten Bandung.

Program ini telah berhasil membuka pikiran masyarakat yang tadinya fanatik dan intoleran, menjadi masyarakat yang lebih memahami nilai-nilai perdamaian di dalam ajaran Islam.


0 Response to "Muslimah Bercadar"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak