Manusia Hidup untuk Menyembah Allah

Manusia Hidup untuk Menyembah Allah

Ketika kita merenungkan diri, kenapa kita diciptakan di dunia ini, mungkin banyak jawaban yang dapat kita temukan. 

Namun demikian, sesungguhnya Allah telah memberi jawaban atas pertanyaan tersebut, yaitu tiada lain kecuali untuk menyembahnya.

Hal tersebut sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang terjemahannya berikut ini.

“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (OS. Adz-Dzaariyaat: 56)

Itu adalah tujuan utama mengapa manusia diciptakan Allah dan dihidupkan di dunia ini. Selain itu, Allah juga mengabarkan kepada kita tentang tujuan diciptakan bumi dan langit serta isinya yang mana agar kita mengetahui Kemahakuasaan Allah Subhanahu wataala.

Dalam surat Ath Thalag ayat 12, Allah berfirman yang terjemahannya berikut ini.

“Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itupula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (OS. Ath Thalag: 12).

Dalam ayat tersebut Allah menegaskan penciptaan langit dan bumi itu agar manusia mengetahui tentang Kemahakuasaan Allah. 

Ya, bahwa Allah lah pemilik jagat raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Kembali pada surat Adz-Dzaariyaat ayat 56, kita dapat memahami bahwa ayat tersebut menjelaskan dengan sejelas-jelasnya bahwa kita sebagai manusia memiliki kewajiban untuk menyembah Allah. 

Kewajiban itu tentu saja jika kita lakukan akan mendapatkan pahala, namun jika kita tinggalkan tentu saja akan dihukum oleh Allah Yang Maha Adil lagi Bijaksana.

Hanya Allah lah yang berhak disembah. Tiada dzat lain yang berhak disembah.

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (OS. Al Bagarah: 21)

Ketika Allah memerintahkan manusia agar beribadah kepada-Nya semata, Allah berfirman bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang telah memelihara kita dengan berbagai jenis kenikmatan. Allah lah yang telah menciptakan kita setelah sebelumnya tidak ada. Allah pula lah yang memberikan nikmat kepada kita dengan nikmat yang sangat nyata.

Ketika kita sudah menikmati itu semua, maka Allah pun melarang kita untuk mengadakan sekutu-sekutu bagi-Nya. Semua yang ada di langit da nada di bumi ini adalah ciptaan Allah. Maka, hanya Allah lah satu-satunya Dzat Yang Maha Pencipta. Maka dari itu, sangat wajib bagi kita untuk menyembah Allah.

Lalu, bagaimana bagi orang yang mengingkari Allah, bahkan menyekutukannya? Tentu saja Allah akan menghukum mereka dengan hukuman yang amat pedih.

Haram bagi orang yang menyekutukan Allah untuk memasuki pintu surga. Mereka bakal kekal di neraka.

Allah Subhanahu wa taala itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Akan tetapi, Allah juga Maha Bijaksana lagi Maha Adil. Itu artinya, tidak ada dosa yang tidak dapat diampuni Allah Subhanahu wa taala. Tetapi, untuk dosa syirik, Allah tidak akan mengampuninya.

Menyekutukan Allah itu adalah perbuatan yang sangat-sangat durhaka. Maka, Allah dengan kebijaksanaan dan keadilan-Nya harus menghukum orang-orang yang menyekutukan-Nya dengan hukuman yang teramat-amat berat, yaitu tidak ada ampunan bagi pelaku syirik.

Allah Subhanahu wa taala berfirman yang terjemahannya berikut ini.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (OS. An Nisaa: 48).

Berdasarkan ayat di atas, dapat kita pahami bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Agung dan Maha Suci. Oleh sebab itu, jangan sampai kita menyekutukan Allah! Sebab, selain tidak mendapat ampunan, dosa syirik ini juga menyebabkan pelakunya tidak mendapatkan surga.

Allah Subhanahu wa taala berfirman yang terjemahannya berikut ini.

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga.” (OS. Al Maidah: 72).

Alangkah hinanya jika kita diharamkan Allah memasuki surganya! Maka, berdasarkan surat An Nisaa ayat 48 dan Surat Al Maidah ayat 72 tersebut, kita dapat menanamkan pada diri kita sebuah kesadaran bahwa kita tidak boleh menyekutukan Allah Subhanahu wa taala.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa berharap pertolongan-Nya dan memohon rida-Nya dengan melaksanakan ibadah-ibadah yang telah disyariatkan dan menjauhi larangan-larangan-Nya. 

Kita harus mengistikamahkan peribadatan yang telah diwajibkan Allah, menyembahnya, dan ibadah-ibadah kepada Allah yang telah disunnahkan oleh Rasulullah Muhammad salallahu alaihi wasalam.

0 Response to "Manusia Hidup untuk Menyembah Allah"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak