GUNAKAN ILMU YANG KITA MILIKI UNTUK KEPENTINGAN AKHIRAT KITA

GUNAKAN ILMU YANG KITA MILIKI UNTUK KEPENTINGAN AKHIRAT KITA

Setiap orang yang memiliki ilmu akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah untuk apa ilmu itu digunakan, dan apa tujuannya manusia itu mencari ilmu.

Jika ilmu itu digunakan untuk kebaikan maka ia akan menjadi orang yang beruntung, namun jika digunakan untuk keburukan maka ia termasuk orang yang sangat merugi.

Setiap amalan tergantung pada niatnya, ketahuilah bahwa dalam menuntut ilmu, manusia terbagi atas tiga jenis:

1. MENUNTUT ILMU DENGAN TUJUAN AKHIRAT

Seseorang yang menuntut ilmu untuk dijadikan bekal akhirat, dimana ia hanya mengharap ridho Allah dan negeri akhirat. Ini termasuk kelompok yang beruntung.

2. MENUNTUT ILMU UNTUK MENCARI DUNIA

Seseorang yang menuntut ilmu guna dimanfaatkan dalam kehidupannya di dunia sehingga ia bisa memperoleh kemuliaan, kedudukan, dan harta.

Ia tahu dan sadar bahwa keadaannya lemah dan niatnya hina. Orang ini termasuk ke dalam kelompok yang berisiko. Jika ajalnya tiba sebelum sempat bertobat, yang dikhawatirkan adalah penghabisan yang buruk (suul khatimah) dan keadaannya menjadi berbahaya.

Tapi jika ia sempat bertobat sebelum ajal tiba, lalu berilmu dan beramal serta menutupi kekurangan yang ada, maka ia termasuk orang yang beruntung pula. Sebab, orang yang bertobat dari dosanya seperti orang yang tak berdosa.

3. MENUNTUT ILMU UNTUK MENYESATKAN MANUSIA

Seseorang yang terperdaya oleh setan. Ia pergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta, serta untuk berbangga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri dengan besarnya jumlah pengikut.

Ilmunya menjadi tumpuan untuk meraih sasaran duniawi. Bersamaan dengan itu, ia masih mengira bahwa dirinya mempunya posisi khusus di sisi Allah karena ciri-ciri, pakaian, dan kepandaian berbicaranya yang seperti ulama, padahal ia begitu tamak kepada dunia lahir dan batin.

Orang dari kelompok ketiga di atas termasuk golongan yang binasa, dungu, dan tertipu. Ia tak bisa diharapkan bertobat karena ia tetap beranggapan dirinya termasuk orang baik.

Ia lalai dari firman Allah Subhanahu wata'ala  yang berbunyi, “Wahai orang-orang yang beriman. Mengapa kalian mengatakan apa-apa yang tak kalian lakukan?!” (Q.S. ash-Shaff: 2).

Ia termasuk mereka yang disebutkan Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam,

“Ada yang paling aku khawatirkan dari kalian ketimbang Dajjal.” Beliau kemudian ditanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ulama su' (buruk).”

Sebab Dajjal memang bertujuan menyesatkan, sedangkan ulama ini, walaupun lidah dan ucapannya memalingkan manusia dari dunia, tapi amal perbuatan dan keadaannya mengajak manusia ke sana.

Padahal, realita lebih berbekas dibandingkan ucapan. Tabiat manusia lebih terpengaruh oleh apa yang dilihat ketimbang mengikuti apa yang diucap.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh perbuatannya lebih banyak daripada perbaikan yang disebabkan oleh ucapannya. Karena, biasanya orang bodoh mencintai dunia setelah melihat si alim cinta pada dunia.

Ilmu pengetahuan yang dimilikinya, menjadi faktor yang menyebabkan para hamba Allah berani bermaksiat pada-Nya. Bahkan, ia mengajaknya untuk mempersembahkan sesuatu untuk Allah dengan Ilmunya. Nafsu tersebut membuat nya beranggapan bahwa ia lebih baik dibandingkan hamba Allah yang lain. Maka dari itu, jadilah kita termasuk golongan yang pertama.

Waspadalah agar tidak menjadi golongan kedua karena betapa banyak orang yang menunda-nunda, ternyata ajalnya tiba sebelum bertaubat sehingga akhirnya rugi dan kecewa.

Lebih dari itu, waspadalah! Jangan sampai kita menjadi golongan ketiga karena kita betul-betul akan binasa, tak mungkin selamat dan bahagia.

0 Response to "GUNAKAN ILMU YANG KITA MILIKI UNTUK KEPENTINGAN AKHIRAT KITA"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak