Bagaimana Menjaga Emosi
Bagaimana Menjaga Emosi
Kehidupan sehari-hari tidak lepas dari krisis yang sifatnya sementara dan problem yang mendadak yang membuat sebagian dari kita tampak tegang dan emosi.
Pada umumnya, hal ini mengakibatkan solusi yang tidak baik terhadap problem yang dihadapi. Kita sering menyesali keterburuan kita dalam ucapan atau tindakan apa saja, itu terjadi di saat kita marah besar.
Karena itu, penting bagi kita mempelajari keahlian menjaga emosi. Hal ini merupakan perilaku yang bisa yang bisa dipelajari dan dipraktekkan.
Ciptakan perasaan tentang pentingnya menjaga emosi.
Pesan-pesan al-Qur'an dan hadis menegaskan pentingnya sifat psikis ini. Dalam al-Qur'an kita temukan sebagian sifat orang-orang soleh,
“Dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf.” (QS. Asy-Syura: 37)
Firman Allah, “Dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang.” (QS. Ali “Imran: 134)
Dalam firman-Nya juga, “Dan apabila orang-orang jahil menyapa, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al-Furgan: 63)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Yang namanya orang kuat bukanlah orang yang banyak menjatuhkan lawan. Tetapi orang kuat sejati ialah orang yang sanggup mengontrol dirinya ketika sedang marah” (HR. Bukhari Muslim)
Bersikaplah Rileks
Cara ini merupakan cara yang efektif untuk menghilangkan ketegangan emosi. Mungkin Anda bisa mencoba metode ini ketika diskusi sedang menghangat dan perdebatan menjadi panjang.
Senyuman yang manis punya pengaruh dalam meredakan suasana panas penuh ketegangan. Di bawah ini ada contoh teladan dari rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam
Abu Bakar radhiyallahu Anhu meminta izin masuk ke rumah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, ia mendengar suara Aisyah agak keras, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam mengizinkan Abu Bakar masuk. Ketika Abu Bakar masuk, ia berkata pada Aisyah,
“Aku mendengar kau mengeraskan suara pada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, ia mengangkat tangannya hendak menempeleng Aisyah, tapi dicegah oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, dan Abu Bakar keluar dalam keadaan marah.
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada Aisyah, “Bagaimana menurutmu aku telah menyelematkanmu dari lelaki itu?”
Gurauan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam pada istrinya dalam suasana yang genting termasuk sarana merukunkan antara suami istri.
Beberapa hari kemudian, Abu Bakar radhiyallahu Anhu masuk ke rumah Rasulullah, ia berkata pada baginda Nabi dan Aisyah, yang telah rukun, “Izinkan aku bergabung dalam kerukunan kalian berdua seperti halnya kalian telah mengikutkanku dalam perselisihan kalian.”
Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab dalam sabdanya, “Kami telah mengikutkan engkau, kami telah mengikutkan engkau.” (HR. Abu Dawud. Dan hadis ini dinilai dhaif oleh al-Albani)
Usahakan untuk Memahami Variabel Penyebabnya
Dibawah tekanan suasana, kita cenderung tergesa-gesa mengeluarkan hukum. Di satu sisi, sikap kehati-hatian menjauhkan kita dari kesembronoan dan tindakan-tindakan tolol.
Berusahalah memahami kondisi orang lain, hal ini akan membantu Anda menjaga ikatan gejolak jiwa Anda terhadap perilaku yang belum tentu cocok bagi orang lain.
Pengertian Anda terhadap kondisi orang lain akan membantu Anda mengontrol emosi yang Anda inginkan dan memperlakukan mereka dengan bijak tanpa melupakan masa lalu mereka yang mulia di saat marah terhadap perlakuan yang keliru akibat dari anggapan yang tidak baik terhadap problem permasalahan.
0 Response to "Bagaimana Menjaga Emosi"
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak