Anak Banyak Bertanya Membangun Sikap Kritis dan Kreatif

Anak Banyak Bertanya Membangun Sikap Kritis dan Kreatif
Sudah bukan hal yang aneh lagi setiap orang tua pasti pernah merasakan hal yang satu ini yaitu masa-masa ketika anaknya senang bertanya apa saja yang ditemuinya. 

Bertanya tentang hal apa saja, yang anaknya ingin tanyakan. Bila jawaban yang diperoleh dirasa belum puas maka anak akan terus bertanya sampai ia benar-benar merasa puas. 

Adakalanya orangtua merasa kesal, tidak sabar bahkan bisa memarahi anak kalau anaknya bolak-balik bertanya. Atau ada juga yang bilang kalau anaknya itu sangat cerewet atau bawel.

Proses bertanya merupakan fitrah bagi kehidupan seorang anak. Hal ini dikarenakan pada masa pertumbuhannya, sel-sel neuron otak anak tidak begitu saja menelan setiap informasi. Dia selalu mempertanyakan sebelum disimpan lekat dalam file memorinya.

Anak yang banyak bertanya sebetulnya karena ia memiliki segudang rasa keingintahuan tinggi akan berbagai hal. Pada masa ini perkembangan otaknya sangat pesat. 

Anak merasakan haus akan informasi dan pengetahuan. Makanya tidaklah mengherankan bila anak sering bertanya ini dan itu. Bersyukurlah kita ketika anaknya melewati masa bertanya. 

Masa ini hanya terjadi sekali seumur hidup. Bahkan menurut para ahli, jika anak kita kurang suka bertanya, maka orangtua harus memancing supaya anak banyak bertanya.

Banyak Bertanya Membangun Sikap Kritis dan Kreatif

Masa-masa bertanya akan menentukan kepandaian anak kelak. Semakin sering orang tua mengajak anak berdialog, akan membuat buah hati semakin kritis dan kreatif. 

Jiwa yang kritis akan menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi cerdas dan pemberani. Oleh karenanya, bila kita tidak memberikan respon positif terhadap pertanyaan anak, sama artinya kita telah menumpulkan sikap kritis dan kreativitasnya secara perlahan. 

Padahal dengan bertanya, rasa ingin tahu anak akan tersalurkan. Kondisi ini merupakan stimulan untuk mengembangkan proses berpikirnya. 

Saat-saat inilah merupakan saat terbaik untuk mengembangkan pengetahuan pada anak,karena dalam kondisi ini otak anak sedang terbuka. 

Ketika rasa ingin tahunya besar, maka informasi akan tersimpan sangat kuat. Agar potensi anak juga terarah dengan baik maka orang tua harus bijak mengarahkannya. Berbagai pertanyaan dari anak sebaiknya dijawab sesuai dengan kemampuan berpikirnya.

Anak yang suka bertanya namun hanya mengulang pertanyaan tanpa bertanya lebih mendalam, bukanlah termasuk anak yang kritis. Karena anak yang kritis tidak sekedar bertanya, tetapi juga membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Kemampuannya dalam menganalisa menyebabkan tidak menerima begitu saja apa yang dikatakan oleh orang tua, dewasa dan orang yang lebih tua darinya. Namun ia akan berani untuk bertanya lebih detail lagi.

Banyak bertanya juga akan menstimulasi kreativitas anak. Menurut penemu mind map, Tony Buzan, memaparkan hasil studinya terhadap berbagai kelompok umur tentang kreativitas. 

Soal-soal yang diberikan meliputi kecepatan berpikir, orisinalitas, berimajinasi, membangun koneksi, fleksibilitas dan lain-lain. 

Penilaian semua komponen tersebut diberikan angka tertinggi 100. Bagaimana hasilnya ? Nilai tertinggi ternyata diraih oleh anak usia dini dibawah 6 tahun dengan nilai 95 %. 

Nilai tertinggi kedua diraih oleh anak SD sebesar 75 %, SMP 50 %, Universitas 25 % dan orang dewasa 10 %. Ternyata kreativitas manusia paling subur ketika usia dini dan semakin menurun dengan bertambahnya usia.

Anak Lebih Senang Bertanya Kepada Ibu Daripada Kepada Ayah

Menurut penelitian terbaru di Inggris, dalam sehari selama 12 jam terhitung dari waktu sarapan hingga makan malam, para ibu bisa dibombardir sekitar 300 pertanyaan dari anaknya. 

Bahkan anak perempuan usia 4 tahun bisa memberikan 390 pertanyaan pada ibunya dalam sehari. Ini artinya setiap dua menit 36 detik sekali, muncul satu pertanyaan dari anak untuk ibunya.

Penelitian yang dilansir oleh yahoo news ini dilakukan terhadap 1.000 orang ibu dan anaknya yang berusia 2-10 tahun. 

Uniknya, sebanyak 82 persen anak cenderung suka bertanya pada ibunya terlebih dahulu daripada ayah. Sebab 24 persen dari anak tersebut mengaku jika bertanya pada ayah, jawabannya selalu sama, “Tanyakan pada ibumu.” Jadi anak-anak akan lebih senang bila bertanya langsung kepada ibunya.

Hati-hati Menjawab Pertanyaan Anak

Saat terbaik untuk memberi pengetahuan pada anak adalah disaat mereka bertanya. Proses berpikir otak pada kondisi ini sangat pesat. 

Ketika rasa ingin tahunya besar, maka informasi akan tersimpan sangat kuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah bila menghadapi berbagai pertanyaan anak.

Orangtua, berhati-hatilah bila menghadapi pertanyaan anak. Orangtua yang penuh perhatian terhadap setiap pertanyaan anak dan semangat mencari tahu jawabannya, akan membuat anak semakin termotivasi untuk mencari tahu berbagai hal lainnya. 

Yang harus kita ingat bahwa bukanlah hal tabu bila orang tua mengatakan “tidak tahu” pada anak terhadap pertanyaan yang mereka ajukan. 

Lebih baik jujur dan mencari solusi terbaik untuk mencari jawaban bersama-sama apa pertanyaan anaknya. 

Informasi tersebut bisa kita peroleh lewat membaca buku bersama-sama, browsing di internet, bertanya kepada orang lain yang lebih tahu jawabannya atau mengunjungi tempat tertentu berkaitan dengan pertanyaan anak. 

Misalnya, kalau anak bertanya tentang pesawat terbang, kita bisa mengajak mereka ke museum. Sambil rekreasi, anak juga bisa belajar sambil bermain. 

Demikian cara menghadapi anak yang banyak bertanya karena dengan demikian maka anak akan terbentuk sikap kritis dan kreatif.

0 Response to " Anak Banyak Bertanya Membangun Sikap Kritis dan Kreatif"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak