Pengertian Manusia Sejati
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia dan istiqamah.
Manusia pada hakekatnya dilahirkan kedunia yang fana ini dalam keadaan suci/fitrah dan tidak membawa atau memiliki apapun.
Filosofi ini yang seharusnya akan membawa diri manusia pada taraf kedewasaan dalam berpikir dan bersikap.
Manusia terlahir dalam keadaan yang bersih, dan ketika mati pun akan dikembalikan dalam keadaan bersih pula, tidak membawa lagi Barang dan tambahan yang lainnya.
Barang dan tambahan lainya semuaa itu hanyalah tambahan. setelah manusia itu lahir dan hidup di dunia, bukan dibawanya sejak lahir.
Ketika manusia hadir di dunia hendaklah tidak untuk mencemari lingkungan sebagaimana bersihnya mereka ketika lahir.
Oleh karena itu sikap bersih seharusnya dapat ditumbuh kembangkan dari dalam dirinya sendiri, dan selalu untuk dijaga hingga akhir hayatnya.
Menjadi seorang Manusia Sejati kita harus melakukan banyak hal, yang mesti harus dapat dipraktekan langsung dalam kehidupan bermasyarakat diantaranya Sebagai berikut:
Membersihkan hati, dengan cara membiasakan untuk selalu berfikir positif, sekalipun menghadapi situasi yang buruk, dan tidak menyenangkan, tetapi selalu berusaha untuk mengurai sisi baiknya, sebaliknya waspadai diri kita sendiri, untuk selalu mengevaluasi diri, karena setiap orang akan cenderung merasa sudah melakukan banyak hal dalam amal kebaikan maupun merasa telah beriman.
Namun mengapa banyak pula orang yang merasa banyak beramal, sudah banyak membantu, merasa sudah banyak sedekah, merasa sudah bersih hati, merasa sudah menjalankan syariat, tapi kehidupannya, masih selalu merasa sial, dirundung banyak musibah juga banyak kesulitan, dan dengan percaya dirinya menganggap, semua itu sebagai ujian hidup yang harus dilalui.
Senantiasa berusaha setiap saat agar hidup kita bermanfa'at bagi sesama, kita harus saling membantu memberikan apa yang kita miliki yaitu dengan cara :
- Saling Ber Do'a /saling mendoakan
- Saling bertutur kata dengan nasehat baik dan menentramkan
- Saling membantu dengan Tenaga
- Saling membantu dengan Harta
Harta lah yang paling sulit untuk dilakukan tapi nilainya sebenarnya paling tinggi, kita lakukan segala kebaikan kepada sesama dengan hati yang tulus dan ikhlas, kita jadikan sebagai sarana tapa berpamrih.
Senantiasa belajar untuk tulus dan ikhlas sepanjang masa, supaya mampu mewujudkan keikhlasan yang sempurna, ukuran kesempurnaan ikhlas itu dapat di umpamakan, ketika kita ikhlas sewaktu buang air besar, kita akan enggan untuk menoleh, bahkan selekasnya akan dilupakan dan di siram agar tidak berbau dan membekas, setelah itu kita tak pernah membahas dan mengungkit lagi di kemudian hari.
Itu yang harus kita lakukan, sekalipun yang kita perbantukan berupa harta paling berharga, mengapa harus belajar ketulus ikhlasan sepanjang masa?
Tidak lain karena keikhlasan hari ini dan dalam kasus tertentu, belum tentu berhasil kita lakukan untuk esok hari, belum tentu berhasil dalam kasus lain, dan belum tentu sukses kita wujudkan dalam kondisi mental yang berbeda.
Senantiasa menghilangkan sikap ke-aku-an (Nar/Api/Iblis), kita harus bisa menghindari watak mencari benernya sendir, mencari menangnya sendiri, dan mencari butuhnya sendiri, sebaliknya, jaga kesucian badan dan batin dari hawa nafsu negatif agar sinar kesucian/nur menjadi semakin terang dalam menjalankan kehidupan di dunia yang fana.
Senantiasa perbanyak bersyukur, sebab tidak ada alasan sedikitpun untuk menganggap Rabb belum memberi anugerah kepada kita, coba hitung saja anugerah Rabb dalam setiap detiknya, berpuluh-puluh anugerah selalu mengalir pada siapapun orangnya
Sekali lagi dalam setiap detiknya, maka bersyukur yang paling baik adalah dengan mewujudkannya dalam perbuatan, misalnya kita diberi kesehatan, bersyukurnya dengan cara gemar membantu.
Latih diri kita agar selalu membiasakan bersyukur tidak hanya dengan mulut saja, tetapi dengan sikap dan perbuatan konkrit atau yang nyata.
Manusia sejati adalah manusia yang mampu membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa dia sanggup menjadi pribadi yang utuh yang mampu mengemban amanat sebagai khalifah di bumi ini dan mampu berperan hebat demi hidupnya yang lebih baik.
Dan seorang manusia sejati adalah :
Senantiasa beriman kepada Allah sang Maha Pencipta disertai kepatuhan yang tinggi kepada-Nya dengan merealisasikannya dalam hidup dengan taat dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya.
Selalu berfikir matang. Sikap dan prilaku yang menunjukan kemampuan berfikir secara objektif dan mampu mengendalikan prasangkanya, serta terbuka akan kritik, saran dan koreksi dari siapa saja. Ini diwujudkan dalam prilaku yang dituntun oleh keseimbangan rasio dan emosi sehingga tidak mengikuti hawa nafsunya.
Senantiasa bekerja keras, cerdas dan ikhlas. Sikap dan prilaku yang suka berbuat positif, tidak suka berpangku tangan, gigih dan sungguh-sungguh dalam mengerjakan segala sesuatu. Bertanggung jawab Sikap dan prilaku yang berani menanggung segala akibat dari perbuatan atau tindakan yang dilakukannya.
Senantiasa Berfikir jauh ke depan. Selalu memandang sesuatu untuk jangka panjang. Apapun segala tindakannya yang dilakukan selalu difikirkannya tidak hanya untuk hari ini tetapi untuk esok dan masa depan yang lebih baik. Serta berhati lembut dan prilaku yang menunjukan kehalusan perasaan yang lembut terhadap keadaan orang lain.
Senantiasa sayang kepada sesama mahluk, perhatian kasih sayang kepada sesama ciptaan-Nya, dengan senantiasa bersikap yang mencerminkan manusia yang amat penyayang.
Selalu Jujur sikap dan prilaku yang tidak suka berbohong, ingkar janji, dan berbuat curang. berkata apa adanya dan berani mengakui semua kesalahan sendiri.
Senantiasa Mandiri mempunyai sikap dan prilaku yang lebih mengandalkan kesadaran akan kemampuan sendiri dan tanggung jawab sendiri.
Senantiasa Menghargai orang lain dan karyanya, senantiasa menghormati orang lain dan mampu bersikap sesuai dengan etika kesusilaan serta mampu berbicara dan bersikap yang baik pada orang yang lebih muda, lebih tua ataupun yang sebayanya.
Selalu disiplin dalam waktu, aktivitas, dan menghargai tata tertib yang berlaku dalam suatu norma apapun. Mempunyai sikap dan prilaku yang menghargai dan memanfaatkan segala sesuatu, waktu, daya dan fikiran sesuai dengan kebutuhan serta tidak menggunakan sesuatu secara berlebihan.
Mampu mengutamakan kebutuhan dari pada keinginannya. Suka Menabung Mampu menyisihkan sebagian pendapatan demi kebutuhan hari esok dan masa depan. Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya secara mendadak.
Dalam setiap melakukan amal baik kepada sesama, kita transaksikan kebaikan itu dengan Rabb, jangan dengan orang yang kita baiki, jika kita bertransaksi dengan orang, maka kita hanya akan mendapat pujian atau upah saja.
Bila hal diatas dapat dilaksanakan menjadi kebiasaan sehari-hari, niscaya hidup kita akan menemukan kemuliaan yang sejati, baik dunia maupun akhirat, bahkan kita dapat meraih anugerah Rabb berupa keberuntungan, tidak dapat di celakai orang, selalu menemukan keburuntungan, selalu hidup kecukupan dan tentram.
Bahkan semakin banyak kita memberi semakin banyak pula kita menerima. Hidup akan terasa lebih bermakna.
Demikian Pengertian untuk menjadi Manusia sejati. Bila masih ada yang kurang Silahkan ditambahkan di komentar.Terima kasih atas kunjungannya Salam Hangat Sabilislow.
0 Response to "Pengertian Manusia Sejati"
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak