Pengertian Sanitasi


Sanitasi adalah upaya untuk menciptakan dan memelihara kondisi lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari risiko penyakit melalui pengelolaan air bersih, limbah, sampah, dan fasilitas kesehatan lingkungan. Sanitasi bertujuan untuk melindungi kesehatan manusia, mencegah penyebaran penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup. 

Berikut adalah penjelasan rinci tentang sanitasi berdasarkan elemen utamanya:

1. Pengertian Sanitasi

Sanitasi mencakup semua aspek pengelolaan lingkungan yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan, seperti:

Penyediaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Pengelolaan limbah cair (air kotor) dan limbah padat (sampah).

Pembuangan tinja yang aman melalui fasilitas jamban sehat.

Pengendalian vektor penyakit (misalnya, nyamuk, lalat, tikus).

Pemeliharaan kebersihan lingkungan tempat tinggal, kerja, atau fasilitas umum.

Di Indonesia, sanitasi diatur dalam berbagai regulasi, seperti Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan, serta program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang menekankan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.

2. Komponen Utama Sanitasi

Sanitasi memiliki beberapa elemen penting yang saling terkait:

a. Penyediaan Air Bersih

Air bersih adalah kebutuhan dasar untuk minum, memasak, mandi, dan kebersihan pribadi.

Air harus bebas dari kontaminan biologis (bakteri, virus), kimia (logam berat, pestisida), dan fisik (kekeruhan, bau).

Standar air bersih mengacu pada parameter seperti pH, kandungan bakteri (E. coli < 0 per 100 ml), dan zat kimia sesuai Permenkes RI.

b. Pengelolaan Limbah Cair

Limbah cair berasal dari aktivitas rumah tangga (air bekas cuci, mandi) atau industri.

Harus dikelola melalui sistem pembuangan limbah cair (SPAL) yang aman, seperti septic tank atau instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Tujuannya mencegah pencemaran sumber air tanah atau permukaan dan menghindari genangan yang menjadi sarang nyamuk (penyebab demam berdarah atau malaria).

c. Pengelolaan Limbah Padat (Sampah)

Sampah rumah tangga, organik, dan anorganik harus dipilah, dikumpulkan, dan dibuang dengan benar.

Pengelolaan yang baik meliputi daur ulang, pengomposan, atau pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA) yang sesuai standar.

Penumpukan sampah dapat menyebabkan polusi udara, air, dan menjadi sarang vektor penyakit.

d. Pembuangan Tinja

Setiap rumah tangga harus memiliki akses ke jamban sehat, seperti toilet dengan septic tank yang memenuhi standar teknis.

Jamban sehat mencegah kontaminasi tinja ke sumber air dan mengurangi risiko penyakit seperti diare, kolera, atau tifus.

Program STBM menargetkan masyarakat untuk berhenti buang air besar sembarangan (BABS).

e. Kebersihan Lingkungan

Meliputi pemeliharaan kebersihan rumah, saluran air, dan fasilitas umum.

Contoh: Menguras bak air seminggu sekali, menutup tempat penampungan air, dan membersihkan lingkungan dari genangan atau sampah.

f. Pengendalian Vektor Penyakit

Sanitasi mencakup upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk, tikus, atau serangga lain.

Contoh tindakan: menerapkan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, ditambah langkah pencegahan seperti memasang kelambu atau insektisida).

3. Manfaat Sanitasi

Kesehatan: Mengurangi risiko penyakit menular seperti diare, demam berdarah, dan infeksi saluran pernapasan.

Lingkungan: Menjaga kebersihan air, udara, dan tanah dari polusi.

Sosial-Ekonomi: Meningkatkan produktivitas masyarakat dengan mengurangi biaya pengobatan dan hari kerja yang hilang akibat penyakit.

Kualitas Hidup: Menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan mendukung kesehatan mental.

4. Tantangan Sanitasi di Indonesia

Akses Terbatas: Banyak daerah, terutama pedesaan, masih kekurangan akses ke air bersih dan jamban sehat.

Kesadaran Masyarakat: Kurangnya pemahaman tentang pentingnya sanitasi, seperti masih adanya praktik BABS.

Infrastruktur: Sistem pengelolaan limbah dan sampah di beberapa wilayah belum memadai.

Urbanisasi: Pertumbuhan kota yang cepat meningkatkan tekanan pada fasilitas sanitasi.

5. Contoh Penerapan Sanitasi

Program STBM: Mendorong 5 pilar, yaitu stop BABS, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair.

Pembangunan IPAL Komunal: Di daerah padat penduduk untuk mengelola limbah cair secara kolektif.

Kampanye 3M Plus: Untuk mencegah demam berdarah dengan menguras tempat penampungan air, menutup wadah, dan mendaur ulang barang bekas.

6. Peran Masyarakat dan Pemerintah

Masyarakat: Berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, memilah sampah, dan menggunakan fasilitas sanitasi dengan baik.

Pemerintah: Menyediakan infrastruktur (air bersih, IPAL, TPA), regulasi, dan edukasi melalui dinas kesehatan atau program seperti PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).

Swasta dan LSM: Mendukung melalui penyediaan teknologi atau program edukasi sanitasi.

0 Response to "Pengertian Sanitasi"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak