TANDA HATI YANG MEMBEKU

TANDA HATI YANG MEMBEKU

Hati yang membeku memiliki beberapa tanda yang bertingkat-tingkat bahayanya, di antaranya:

1. Malas menjalankan ketaatan

Tatkala dia shalat, misalnya, dia mengerjakan shalat sekadar rutinitas gerakan badan saja tanpa ada kekhusyukan di dalamnya, bahkan seakan-akan dia memikul beban di punggungnya yang ingin dia lepaskan secepatnya. 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menyifatkan kaum munafik:

"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas". (QS an-Nisa [4]: 142)

Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam setiap khutbah hajatnya, berlindung dari kejelekan jiwa yaitu malas menjalankan ketaatan dan dorongan untuk kemaksiatan.

2. Tidak tergerak dengan nasihat al-Qur'an

Dia mendengar lantunan ayat-ayat al-Qur‘an yang berisi janji dan ancaman, namun hatinya tak tergerak sedikit pun, bahkan dia lalai dari membaca al-Qur‘an, bahkan mungkin merasa berat jika dibacakan al-Qur‘an, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Maka berikanlah peringatan dengan al-Qur'an orang yang takut dengan ancaman-Ku. (QS Qaf [50]: 45)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (QS al-Anfal [8]: 2) 

3.Tidak tergerak dengan peristiwa alam dan kematian

Sering kali kita mendapati peristiwa-peristiwa dahsyat seperti tsunami, tanah longsor, jatuhnya pesawat, meletusnya gunung, banjir, dan sebagainya. Kita juga sering menyaksikan kematian dan mengunjungi kuburan. 

Akan tetapi, adakah hati kita tergerak dengan semua peristiwa tersebut? Ataukah tidak berpengaruh sedikit pun?

"Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan." (QS al-An’am [6]: 43)

4. Mengutamakan dunia daripada akhirat

Dia selalu menyibukkan diri dengan kepentingan mengejar dunia, lalai dari Akhirat.

"Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS al-A’la [87]:16–17)

5. Merasakan kegundahan dan tidak meraih ketenteraman hidup

Karena itu, dia selalu gelisah dan galau dalam hatinya sekalipun menampakkan keceriaan secara lahirnya, karena kebahagiaan yang sebenarnya hanyalah dengan keimanan dan amal shalih semata.

Ibnu Hazm berkata, “Saya berusaha meneliti suatu hal yang dicari oleh semua orang, ternyata saya tidak mendapati kecuali satu perkara, yaitu ketenangan dan hilangnya kegelisahan.”

Akan tetapi, tahukah Anda kiat untuk menggapainya?! Ketenangan tidaklah diraih dengan melimpahnya harta, cantiknya wanita, tingginya pangkat dan takhta, atau hiburan-hiburan semu yang bersifat sementara! 

Namun ketenangan hanyalah dapat diraih dengan keimanan dan amal shalih. Bacalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

"Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS an-Nahl [16]: 97)

Ibrahim ibn Adham berkata, “Seandainya para raja dan anak-anak raja mengetahui kenikmatan hati kami, niscaya mereka akan menebas kami dengan pedang-pedang mereka!!”

FAKTOR PENYEBAB MENGAPA HATI MEMBEKU

Ada beberapa sebab yang menjadikan kerasnya hati, di antaranya:

1. Cinta dunia

Cinta dunia dan lalai dari akhirat merupakan faktor utama kerasnya hati, karena seorang sudah terjangkiti penyakit cinta dunia dan terbuai dengan pesona dan gemerlapnya dunia, maka imannya akan lemah, berat untuk ibadah, lalai dari akhirat dan penghancur kelezatan, dan panjang angan-angan. 

Dan jika semua ini sudah terkumpul pada diri seseorang, maka kebinasaan adalah kepastian baginya.

Ibnul Qayyim berkata, “Semakin manusia cinta terhadap dunia maka semakin malas dari ketaatan dan amal untuk akhirat sesuai dengan kadarnya.”

Oleh karenanya, Allah banyak menjelaskan di dalam al-Qur‘an tentang hinanya dunia dan celaan terhadap dunia, di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu". (QS al-Hadid [57]: 20)

Maka setiap hamba yang ingin menyuburkan imannya hendaknya melawan nafsunya agar tidak tertipu dengan godaan dunia yang sangat banyak. Dan hal itu terwujudkan dengan dua hal:

Pertama: Memahami bahwa dunia ini finisnya adalah fana dan kehancuran.

Kedua: Menyongsong kehidupan akhirat nan penuh nikmat lagi abadi.

2. Lalai

Lalai dari kematian dan akhirat seperti siksa kubur, buku catatan amal, melewati  jembatan, dahsyatnya adzab neraka, dan sebagainya. Lalai dari peringatan Allah, lalai dari merenungi keajaiban makhluk Allah, dan sebagainya.

Ini penyakit akut lagi berbahaya jika telah mengakar dalam hati dan menyerang anggota badan maka akan menutup rapat pintu hidayah dan mengeraskan hati.

"Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS an-Nahl [16]: 108)

Allah telah mengabarkan tentang orang-orang yang lalai bahwa hati mereka keras, tidak mengambil manfaat dari nasihat, sehingga membeku seperti batu. Mereka memiliki mata, telinga, namun tidak menggunakan untuk hal yang bermanfaat tetapi malah untuk perbuatan dosa dan maksiat.

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS al-A’raf [7]: 179)

3. Teman jelek

Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Seorang itu berdasarkan agama temannya, maka hendaknya dia melihat dengan siapakah dia berteman.”

Islam melarang kita berteman dengan teman-teman yang rusak karena tabiat manusia itu meniru temannya. Teman yang jelek agama dan akhlaknya bisa berpengaruh jelek pada hati seseorang (yang berteman dengannya) sehingga terbiasa dengan perbuatan maksiat/dosa.

Maka hendaknya seseorang memilih teman-teman yang baik sehingga membuahkan kebaikan dan manfaat baginya serta pengaruh yang positif baginya dan sebaliknya hendaknya mewaspadai dari teman-teman yang rusak karena pengaruh mereka sangatlah besar. Betapa banyak orang baik menjadi rusak karena teman.

Termasuk dalam hal ini pada zaman kita, teman-teman di dunia maya juga. Maka hendaknya kaum muslimin menjaga dirinya dan rumahnya dari perusak-perusak iman. 

Hanya kepada Allah kita memohon agar Dia memantapkan iman kita dan menghindarkan kita semua dari perusak-perusaknya.

4. Noda dosa

Jika seorang telah terjatuh dalam dosa maka akan tergoda untuk melakukan dosa lainnya juga sehingga jika dia terbiasa dengan dosa maka akan menjadikannya kelam dan memiliki noda yang membandel sehingga kecanduan dan sulit meninggalkannya.

Sebab, dosa itu sangat meracuni hati dan merusaknya. Bukankah semua kerusakan di muka bumi ini serta segala kerusakan dalam ekonomi, politik, sosial melainkan karena akibat dosa?!!

Aku mendapati dosa itu mematikan hati dan terus-menerus dalam dosa menjadikan hina Meninggalkan dosa adalah hidupnya hati namun jiwa ingin selalu berdosa.

Dosa sangat berat untuk dipikul andai kita menyadarinya. Kalau Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam yang sedikit dosanya dan diampuni Allah saja, ditegaskan oleh Allah bahwa dosanya telah memberatkan punggungnya, lantas bagaimana dengan dosa kita semua?!

0 Response to "TANDA HATI YANG MEMBEKU"

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar Dengan Bijak